diposkan oleh Miftahur Rahman, Mahasiswa Kimia, FMIPA Unila.
Pembentukan asam glukuronat dari glukosa 6-fosfat merupakan
tahap pertama jalur metabolisme glukosa lainnya yang terjadi di dalam sel hewan
tumbuhan. Ini melibatkan juga jalur biosintesis asam askorbat (Vitamin C).
Reaksi pembentukan glukuronat dari glukosa melibatkan uridin
mukleosida sebagai kofaktor.
Tahap reaksi pembentukan L-gulonat dari D-Glukuronat
merupakan salah satu reaksi reduksi (yang memakai NADPH) dalam jalur
metabolisme ini. Di sini L-gulonat berperan, baik sebagai senyawa-antara dari
jalur lingkar metabolisme maupun sebagai prazat untuk biosintesis L-askorbat.
Reaksi oksidasi dalam jalur metabolisme lingkar ini menggunakan NAD +
dan bukan NADP+. Telah diketahui bahwa tahap reaksi oksidasi
L-gulonolakton menjadi 2-keto-L-gulonolakton tidak terjadi dalam sel manusia
(hambatan genetik) ataupun golongan primata lainnya. Hal ini disebabkan karena
tidak terdapatnya enzim L-gulonolakton dehidrogenase. Jadi normalnya, biosintesis
asam askorbat hanya terjadi dalam sel tumbuhan.
Telah dibuktikan dalam hewan percobaan tikus putih,
L-gulonolakton dehidrogenase adalah suatu enzim induksi. Berbagai obat seperti
barbital, klorobutanal, aminopirin, antipirin, meprobamat, dan arfenadrin,
merangsang laju reaksi jalur metabolisme lingkar glukuronat dan pembentukan
asam askorbat. Hal lainnya yang menarik adalah tahap reaksi interkonversi
L-silulosa yang melibatkan rangkaian reaksi oksidasi dan reduksi melalui
pembentukan sitosol sebagai senyawa-antara. Telah diketahui penyakit keturunan pentosuria idiopatik pada manusia
disebabkan karena terjadinya penghambatan tahap reaksi oksidasi L-silulosa
dengan enzim silitol dehidrogenase, yang mengakibatkan tertimbunnya L-silulosa
yang ditunjukkan dengan terdapatnya jumlah besar L-silulosa dalam air kemih.
Dalam keadaan normal, manusia mengekskresikan 2-4 gram silulosa dalam air kemih
per hari.
diambil dari buku Muhamad Wirahadikusumah, Penerbit ITB, Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar